Telitilah sebelum membeli. Telusuri dengan baik asal usul ayam tersebut sebelum membeli. Ketahui dengan baik seluk beluk si penjual. Kita sebagai pembeli adalah raja, sudah sewajarnya kita menanyakan hal yang seharusnya kita tanyakan. Dan yang paling penting adalah kita harus memahami bagaimana ciri-ciri ayam birma asli.
Ini adalah kisah pribadi, kira-kira beberapa tahun lalu saat saya membeli ayam dengan seorang teman. Dia menawarkan saya beberapa ekor anak ayam birma, harganya bisa dibilang cukup murah, hampir sama dengan anakan ayam bangkok biasa. Saya sama sekali tidak curiga soal harga karena menurut saya wajar saja karena sudah keturunan, kecuali anakan ayam impor pasti harganya akan lebih tinggi. Waktu itu ada 8 ekor anakan, saya ambil 4 ekor, 2 pasang. Umur anakan yang katanya ayam birma ini kurang lebih 2 bulan, kecil memang, Ya setau saya memang ayam birma asli ukurannya memang tidak besar seperti ayam bangkok. Kemudian saya titipkan ke teman saya yang memang sangat mahir dalam hal membesarkan anakan ayam. Saya belikan pakan untuk bulan 3 kedepan, tentu saja ditambah biaya titip sebagai tanda terimakasih saya. Karena sudah biasa jadi teman saya tau betul dengan cara saya.
Setelah kurang lebih 3 bulan lebih sedikit saya datang ketempat teman saya yang membesarkan anakan ayam yang katanya birma tersebut. Setelah ngobrol-ngobrol sejenak sambil ngopi teman saya bertanya ayam itu disilang dengan jenis apa, saya bilang itu ayam birma murni, tapi teman saya mengatakan agak aneh sama ayam birma saya, ekornyo agak mencuit atau naik ke atas seperti ayam sabung. Karena begitu penasarannya saya langsung mengajak teman saya ke kandangnya untuk melihat langsung. Sesampainya dikandang, saya kaget bukan kepalang. Karena merasa tidak percaya saya tanyakan pelan soal pakan ke teman saya, untungnya teman saya tidak tersinggung, pemberian pakan spesial seperti biasa katanya. Memang ayam yang saya titipkan untuk pembesaran biasanya selalu sehat-sehat dan gemuk-gemuk. Masih kurang percaya saya keluarkan ayam yang katanya birma itu lalu saya umbar. Saya perhatikan se detail mungkin. Dan ternyata itu adalah ayam kampung.
Masih merasa kurang puas dengan apa yang saya lihat, saya pun menghubungi teman saya tempat membeli anakan ayam yang katanya birma tersebut. Jawaban yang saya terima juga sangat mengecewakan, katanya dia mendapatkan ayam tersebut dari temannya dan kata temannya itu anakan ayam birma, lalu saya tanyakan sisa 4 ekor lagi, katanya sudah mati semua kena wabah. Karena tidak ingin menyinggung dan merusak hubungan baik, saya tidak ingin mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Bukan salahnya dia juga saya fikir, salah saya yang kurang teliti dan bodoh.
Nah, dari cerita saya ini, untuk dulur-dulur sesama penghobi sebaiknya jangan sampai mengalami hal yang sama seperti saya. Telitilah sebelum membeli. Telusuri dengan baik asal usul ayam tersebut sebelum membeli. Ketahui dengan baik seluk beluk si penjual. Kita sebagai pembeli adalah raja, sudah sewajarnya kita menanyakan hal yang seharusnya kita tanyakan. Dan yang paling penting adalah kita harus memahami bagaimana ciri-ciri ayam birma asli.
Sekian cerita saya, semoga bermanfaat, salam satu hobi.
bagi dulur-dulur yang pernah mengalami hal yang sama silahkan berkomentar di kolom komentar. Jika menurut dulur-dulur artikel ini bermanfaat silahkan dibagikan agar dulur kita yang lain tidak mengalami hal yang sama.